Senin, 28 Mei 2012

Anakku Kidal

Sejak dari Balita kami sekeluarga selalu mengajarkan penggunaan tangan kanan kepada si kakak, tidak pernah terbersit sedikitpun dalam pikiranku jika ternyata anak sulungku ditakdirkan untuk lahir kidal (left handed) yang berarti tangan kirinya lebih aktif dan lebih kuat dibandingkan tangan kanannya. Aktivitas seperti menerima barang, makan, minum dan menulis semuanya menggunakan tangan kiri kecuali bersalaman. Bersalaman itupun pada awal sangat susah dilakukan si kakak dengan tangan kanan, namun karna sering di ingatkan akhirnya menjadi kebiasaan walau sekali2 tangan kiri kakak reflek maju duluan jika hendak salaman.


Kami sekeluarga tidak pernah mempermasalahkan kekidalan si kakak sepanjang si kakak nyaman dan tidak pernah mengalami kendala dengan kekidalannya, karna di keluargaku dan suamiku si kidal cukuplah banyak, walau aku dan suami adalah si kanan, tapi kakak laki2ku, Mertua laki2ku dan juga adik perempuan suamiku merupakan orang terdekat yang terlahir kidal. Meski kidal aku tidak pernah memaksakan si kakak untuk menggunakan tangan kanan kecuali untuk hal hal yang berhubungan dengan agama, adat dan budaya. Walau kadang di lingkungan ada saja saran dan celotehan negatif tentang si kidal, aku dan keluarga tidak pernah menanggapinya dan selalu mensupport perbedaan si kakak, syukurlah aku cukup paham tentang Kekidalan ini, dengan adanya si kidal di rumah aku jadi rajin baca artikel bertema kidal, berselancar ria di om google n sharing ama teman yang kebetulan juga seorang Psikolog.

Masalah kekidalan si kakak justru muncul ketika mulai usia Sekolah, awal masuk sekolah sebenarnya aku selalu menjelaskan pada ibu guru si kakak mengenai ke kidalan ini dan Alhamdulillah si ibu guru bisa menerima perbedaan anakku, dari Taman kanak Kanak samapai Masuk Sekolah dasar. Namun suatu hari... sepulang aku dari kantor aku mendapati si kakak menangis terisak di pangkuan nenek, sampai2 ngambek gag mau sekolah karna tadi di sekolah sewaktu makan siang tangan si kakak di pukul Guru karna makan menggunakan tangan kiri, saat itu jujur aku terbawa emosi, sedih, marah dan sangat kesal, ingin segera menjumpai si ibu guru yang sangat tidak bijaksana itu. Aku mungkin lupa menjelaskan ke ibu guru kalau si kakak makannya memang agak lambat kalau pakai tangan kanan, karna itu di rumah memang kami beri kelonggaran untuk makan boleh menggunakan tangan kiri asalkan makannya menggunakan sendok. Dan ternyata keputusan si kakak memakai tangan kanan sewaktu makan siang di sekolah saat itu di karnakan tidak ada sendok dan si ibu guru menyuruh para murid agar cepat menghabiskan makanan dan tidak boleh ada sisa, si kakak yang takut terlambat dan takut dimarahi ibu gurupun dengan inisiatif kanak kanaknya menghabiskan makanan menggunakan tangan kiri dengan harapan tidak di marahi guru tapi.... alhasil pukulan lah yang di terima anakku lengkap dengan kata-kata yang bersifat negatif. rasanya tak sabar hatiku saat itu untuk menemui si ibu guru, bukan berarti aku membenarkan tindakan anakku yang makan menggunakan tangan kiri, tapi pemukulan itu sungguh membuat hati seorang ibu sangat sakit, anakku juga tidak pernah meminta untuk terlahir menjadi si kidal, andai dia bisa memilih takdirnya tentu anakku  lebih memilih menjadi si kanan seperti teman2 yang lain agar dia tidak dianggap berbeda. Keesokaan harinya.... aku segera datang ke Sekolah menanyakan kronologis kejadian itu sekaligus menjelaskan tentang ke kidalan si kakak, dan ternyata si ibu guru itu adalah guru Agama yang baru mengajar di kelas anakku dan sama sekali tidak tahu dengan ke-kidalan si kakak, Naudzubillahi mindzalik dengan ketidaktahuannya haruskah dia memukul anak kelas satu SD dan mendoktrin dengan kata2 yang merendahkan dan menakut nakuti,  kurasa sangat tidak pantas seorang guru Agama memukul seorang anak tanpa bertanya atau menasehati terlebih dahulu apalagi di sertai kata2 yang menurutku bukan kata2 seorang yang terpelajar dan religius, "mau jadi apa anak kidal nanti.... anak kidal akan susah cari kerja apalagi jadi guru atau kerja di bank!" Masya Allah..... kata2 itu kembali di ulang ketika si guru mengklarifikasi peristiwa itu...., bener2 kata yang tidak pantas di keluarkan seorang guru, entah dimana dulu dia menuntut ilmu hingga bisa mengeluarkan statment yang hanya pantas di ucapkan seorang murid kelas satu SD. Tidak tahukah si ibu guru jika kakak laki2ku yang kidal bisa diterima kerja di farmasi, iparku yang juga kidal bekerja di Bank, bahkan ilmuwan2 dunia, seniman, olahragawan n orang2 sukses dunia banyak yang kidal. Begitu dangkalkah pengetahuan seorang pendidik di zaman yang serba IT ini???? sungguh  aku berharap guru itu satu2nya pendidik yang berpikiran dangkal. Dengan berdalih agama dia juga berkata "bukankah di dalam Islam selalu di ajarkan memulai sesuatu yang baik dengan menggunakan tangan kanan terlebih dahulu!". Aku memang bukan ahli agama tapi aku cukup paham mengenai ajaran itu, di rumah aku dan suami selalu menerapkan untuk hal2 yang berbau agama, budaya dan etika selalu mendahulukan tangan kanan, bagi kita si kanan memang suatu yang mudah tapi untuk si kidal butuh waktu dan proses yang tidak sebentar. Dan sampai hari inipun si kakak merasa nyaman2 saja dengan ke kidalannya, tidak ada aktivitas yang tidak bisa dilakukan walau kadang peralatan eloktronik n musikpun di buat untuk orang2 yang tidak kidal, si kakak tetap nyaman mengoperasikan mouse komputer, pianika dan menari walau gerakan menari selalu  di awali dengan tangan dan kaki kanan, Tetap Semangat Anakku... tunjukanlah kepada dunia jika perbedaan ini membuat dirimu istimewa.... Keep Smile....^__^

teruntuk gadis kecilku Nada Syifa Adrin
Saat ini engkau adalah kepompong imoet Mama, namun... bila saatnya tiba... Mama pastikan dirimu akan menjadi kupu kupu nan cantik yang siap terbang menghias dunia

"Perbedaan adalah anugerah dari Yang Maha Kuasa.  Berhentilah menyesali perbedaan, karena jika tidak, Anda akan kehilangan sumber kebahagiaan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar