Bismillahirr Rahmanirr Rahim...
“Mama jahat! Mama nggak
sayang aku lagi! Aku benci mama!”
“Dasar anak bandel,
dibilangin orangtua malah bantah! Dasar nggak tau diuntung!”
Pernahkah
adegan-adegan semacam ini dan senada dengan ini terjadi dalam kehidupan
keluarga Anda? Pertengkaran khas orangtua dan anak yang sering kali
tidak dapat dihindarkan manakala dua kepala sama-sama bertahan dengan
egonya masing-masing. Yang satu begitu sulit diberi pengertian, yang
satunya lagi begitu sulit mengerti apa yang terjadi.
Kesalahpahaman
antara orangtua dan anak adalah sesuatu yang wajar. Sesekali memang
akan terjadi seperti itu. Atau, bisa jadi salah satu pihak sedang
mengalami gejolak, atau sedang ngambek, sehingga membuat suasana menjadi
kurang menyenangkan.
Namun, sebagai pihak yang lebih
dewasa, orangtua tentunya akan lebih dituntut untuk memiliki pengertian
yang lebih daripada anak-anak. Orangtua perlu bersabar dalam menghadapi
anak-anak mereka.
Berikut beberapa tips untuk meredam
pertengkaran orangtua dan anak:
1. “menyentuh” anak.
Misalnya, dengan memeluknya, mengelus kepalanya, serta membelai
rambutnya. Sentuhan seringkali berhasil mengembalikan kepercayaan anak
terhadap orangtuanya, serta sebagai obat atas luka hatinya. Pelukan
hangat orangtua akan membuat anak merasa aman dan dicintai.
2.
Meluangkan waktu khusus untuknya dan menikmati kebersamaan dengan anak.
Kesibukan Anda bekerja di luar rumah sering membuat anak-anak merasa
terbengkalai, merasa tidak berarti karena kurangnya perhatian. Dengan
adanya waktu khusus, hal itu dapat sedikit mengobati kekecewaannya,
serta merasa memiliki Anda sebagai orangtuanya. Nah, saat bersama
mereka, usahakan jangan menerima gangguan apapun dari pekerjaan Anda.
3.
Tegas namun bersahabat. Anak-anak tidak boleh meremehkan Anda sebagai
orangtua. Namun, ketegasan Anda pun jangan sampai membuat jarak dengan
mereka, atau membuat mereka tidak dekat dengan Anda. Bersikaplah tegas
terhadap hal-hal yang prinsip, namun etaplah menjadi sahabat di saat
mereka membutuhkan Anda untuk mencurahkan isi hati.
4.
Tunjukkan cinta Anda. Tidak ada anak yang bisa mengerti bahasa kemarahan
sebagai bahasa cinta orangtua terhadap mereka. Jika memang Anda
mencintai anak-anak Anda, tunjukkanlah cinta itu dengan kasih sayang
Anda terhadap mereka, dengan kelembutan, perhatian, dan ungkapan cinta.
5.
Dengarkan keluhan anak. Mendengarkan keluhan anak bukan berarti harus
Anda masukkan semuanya ke dalam hati dan Anda “telan” mentah-mentah.
Jadikan itu sebagai koreksi untuk Anda. Masukan yang sangat berharga,
bukan? Hargailah. Dengarkan saja setiap keluahannya. Nah, jika ia telah
selesai mengeluhkan semuanya, bicaralah baik-baik padanya. Misalnya ia
menyampaikan dengan emosi, Anda bisa menyikapinya dengan kepala dingin.
Katakan,
“Terimakasih telah member ibu masukan. Ibu sangat senang kamu mau
berterusterang. Dan kalau ibu boleh saran, lain kali sampaikanlah dengan
bahasa yang lebih baik ya? Itu lebih enak didengar dan tidak membuat
kita bertengkar.” oleh: pondok ibu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar