Rabu, 13 Juni 2012

Empati yang terbawa hujan

"Mau Beli Palai Bada..... Uni?" Suara wanita di tengah guyuran hujan deras itu menghentikan langkah kaki ketergesaanku untuk segera masuk ke dalam rumah. Sore itu Kotaku memang sedang di sapa sang hujan yang lumayan lebat, karnanya begitu jam pulang kantor tanpa menunggu hujan reda, aku segera memacu sepeda motor maticku.... tujuanku cuma satu pulang dan segera berkumpul dengan orang2 terkasih. Aku reflek menoleh kearah suara itu dan entah mengapa spontan aku menggelengkan kepala dan sibuk membuka mantel hujan yang menutupi tubuhku, wanita muda itu segera berlalu dari pandanganku, namun sekilas dari sudut mataku  aku melihat  seorang gadis kecil yang menggigil kedinginan di sebelah wanita tadi turut berlari kecil mengiringi langkah si wanita penjual palai bada, aku yakin gadis kecil itu adalah anaknya.
Sebegitu keraskah kehidupan hingga meski hujan deraspun ibu dan anak ini harus tetap menjajakan jualannya, mungkin wanita itu merasa sungkan untuk singgah sekedar numpang berteduh di depan rumah yang dilewatinya, atau jualannya belum ada yang laku sehingga dia harus mengejar waktu agar tidak keburu malam. Namun gadis kecil se umuran anak sulungku itu? haruskah dia ikut menanggung beban kerasnya kehidupan?, kuatkah tubuhnya menghadapi guyuran hujan lebat dan cuaca yang dingin???? Suara petir membuyarkan lamunan singkatku.... dan aku baru sadar ibu muda dan gadis kecil itu telah berada di ujung kompleks rumahku, entah mengapa aku begitu sangat menyesal tidak membeli Palai Bada wanita tadi, aku merasa menjadi orang yang tidak mempunyai hati..., kemanakah tadi sifat empati yang selama ini slalu ku jaga dan kupelihara? kenapa tadi aku hanya memikirkan kalau aku harus bergegas masuk rumah, ganti baju dan segera bergabung dengan anak2ku tercinta. Padahal bisa jadi dengan kesediaanku meluangkan waktu sedikit untuk membeli dagangannya akan bisa menghapus rasa dingin kedua wanita tadi. Ingin rasanya aku berlari ke ujung jalan atau berteriak memanggil wanita itu agar dia balik lagi kerumahku...., namun sayang... wanita itu sudah hilang di ujung jalan hilang di antara kabut hujan yang semakin deras. Dan di teras aku hanya bisa memandangi ujung jalan yang berkabut dan semakin gelap dengan rasa sesal di hati.

Padang, Juni 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar